Markus tidak dapat ditafsirkan sebagai catatan historis ataupun biografi karena rangkaian cerita pada Markus terlalu terlepas-lepas, juga tidak terdapat ciri-ciri Yesus, sifat-sifatNya, perkembanganNya sejak masa kanak-kanak sampai dewasa. Menyusun riwayat hidup atau urutan perjalanan Yesus secara detail terbukti tidaklah mungkin karena bahan yang tersedia tidak cukup. Urutan yang berbeda dari Injil mensiratkan bahwa penulis injil berusaha mengungkapkan suatu pesan tertentu melalui urutan yang disajikan.
Meskipun Markus tidak mengenal Q, paling tidak ia kenal dengan tradisi-tradisi yang kemudian hari masuk dalam Q, misalnya Mat 16:24-25 dan Luk 9:23-24 diambil dari Mrk 8:34-35, tetapi Mat 10:38-39 dan Luk 14:27;17:33 dari Q (Hal mengikut Kristus). Hal ini membuktikan Markus tidak ditulis secara spontan melainkan menggunakan sumber-sumber.
Tradisi atau bahan-bahan yang tersedia, baik yang ada dalam Markus maupun yang kelak masuk dalam Q, dapat dikelompokkan menjadi bahan-bahan naratif dan bahan perkataan, antara lain: a) cerita mujizat, b) perkataan Yesus, c) perumpamaan
Sebelum bahan-bahan yang ada ditulis, bahan tersebut telah mengalami penurnalihan lisan atau cerita dari mulut ke mulut berupa kesaksian iman atau mujizat. Susunan yang berbeda pada tiap injil sinoptis menjelaskan bahwa penulis injil berusaha mengungkapkan suatu pesan tertentu melalui urutan tersebut.
Berdasarkan Filemon 1:24 (salam dari teman-teman sekerja Paulus), Markus dan Lukas bersama-sama dengan Paulus di Roma. Kemungkinan besar pada saat itu Markus membagikan kesaksiannya sebagai saksi mata kepada mereka. Saat itu Lukas melakukan proses penyusunan.
Secara dogmatis, hubungan antara tiap injil dapat digambarkan sebagai berikut:
Injil | Gambaran | Ditujukan Kepada | Sudut Pandang |
Matius | Singa | Yahudi | Yesus sebagai Raja, Mesias yang dijanjikan dalam PL |
Markus | Lembu | Roma | Yesus sebagai Hamba, Korban, melarang menceritakan karya-Nya |
Lukas | Manusia | Yunani | Yesus sebagai Anak Manusia, penuh hikmat dan perumpamaan |
Yohanes | Rajawali | segala bangsa | Yesus sebagai Anak Allah, Tuhan atas dunia secara universal |
Willi Marxsen
editor: YTC
artikel terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar